Selasa, 25 Agustus 2009

BAGAIMANAKAH HUKUM I’TIKAF ?

I’tikaf adalah berdiam diri didalam masjid untuk mengkhususkan ketaatan kepada Allah SWT, perbuatan ini disunnahkan untuk mencari malam lailatul qadr, Allah telah mengisyaratkannya didalam Al-qur’an dengan firman-Nya :
وَلا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

“ Dan janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid.”
( Qs. Al-Baqarah / 2: 187 ).

Telah diriwayatkan dalam da kitab shahih ( Bikhari dan Muslim ) dan selain keduanya bahwa Nabi SAW melakukan I’tikaf, para shahabat juga beri’tikaf bersama beliau 1 ,I’tikaf tetap disyari’atkan tidak dihapuskan, didalam dua kitab Shahih dari Aisyah dia berkata:

كَا نَ يَعْتَكِفُ اَلعَشْرَ الأَ وَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَ فَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

“ Nabi saw melakukan I’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan ramadhan sampai Allah Azza wa jalla mewafatkan beliau, kemudian istri-istri beliau melanjutkan sepeninggalnya”2

Dalam kitab shahih Muslim dari Abu Said Al-Khudry Ra.bahwa Nabi saw melakukan i’tikaf sepuluh hari pertama dari Ramadhan, kemudian beri’tikaf pada sepiuluh hari pertengahan kemudian beliau bersabda, “ Sesungguhnya aku beri'tikafpada sepuluh hari pertama karena ingin mencari dan mendapatkan laitul qadr ini lalu aku beri’tikaf lagi pada sepuluh hari pertengahan , lalu aku dating dan dikatakan kepadaku, “ Sesungguhnya dia ( laitul qadr ) ada disepuluh hari yang terakhir maka barangsiapa yamg suka beri’tikaf diantara kalian hendaknya beri’tikaf”3. Lalu para manusia pun beri’tikaf bersama beliau. Imam Ahmad rah berkata “ Saya tidak mengetahui ada satupun ulama yang brselisih bahwa I’tikaf merupakan amalan yang disunnahkan.

Atas dasar ini maka I’tikaf menjadi sunnah berlandaskan ketetapan syari’at dan ijmak ulama.

Tempat pelaksanaannya adalah masjid yang ditegakkan didalamnya jamaah didaerah manapun juga, sesuai dengan keumuman firman Allah swt :

وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
“sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid.”

Yang paling baik adalah dilakukan dimasjid yang disitu ditegakkan Sholat Jum’at agar dia tidak perlu keluar untuk menunaikan sholat Jum’at, apabila ia beri’tikaf dimasjid yang tidak dipakai sholat Jum’at maka tidak mengapa dia keluar untuk melaksanakan Sholat jum’at.

Seorang yang beri’tikaf sebaiknya menyibukkan dirinya dengan segala amal ketaatan kepada Allah berupa sholat , membaca Al-Qur’an dan dzikrullah sebab itulah maksud dari I’tikaf, tidak mengapa dia berbincang dengan temannya sebentar, terutama jika perbincangan itu mendatangkan manfaat.

Diharamkan bagi orang yang I’tikaf berjimak dan segala perbuatan yang mengarah kesana.

Adapun mengenai keluarnya orang yang I’tikaf dari masjid, para ahli fiqih membaginya menjadi tiga bagian .

Bagian pertama :

Boleh, yakni keluar untuk yang diharuskan secara syari’at, atau tabiat kemanusiaan, seperti keluar untuk menjalankan sholat jum’at, makan, minum, jika tidak ada orang yang memberinya kedua hal itu, keluaruntuk berwudhu, mandi wajib ( janabat ) dan untuk buang air kecil maupun buang air besar.

Bagian kedua :

Keluar untuk mengerjakan amalan yang tidak wajib seperti menengok orang sakit, menghadiri pengurusan jenazah, jika dia mensyaratkannya diawal I’tikaf maka hal itu boleh dilakukan, jika tidak maka tidak boleh dilakukan.

Bagian ketiga :

Keluar untuk melakukan perbuatan yang melenyapkan amalan I’tikaf seperti pulang kerumah atau tempat berjualan (toko), menyetubuhi istrinya dan hal-hal sejenisnya, ini tidak boleh dilakukan, baik denga syarat sebelumnya maupun tanpa syarat. Allahlah yang Memberi Petunjuk.



Diambil dari :

MAJMU’ FATAWA Syaikh Muhammad bin shalih al –Utsaimin.
Pustaka Arafah, Cetakan 1 : Rabi’ul awwal 1423 H / agustus 2002.


  1. Diriwayatkan oleh Bukhari : Kitab I’tikaf / Bab I’tikaf ( 2036 )

  2. Diriwayatkan oleh Bukhari : Kitab I’tikaf / Bab I’tikaf di sepuluh hari terakhir ( 2026 ), dan Muslim : Kitab I’tikaf / Bab I’tikaf pada sepuluh hari terakhir dibulan ramadhan ( 1172 ).

  3. Ditakhrij oleh Al Bukhari : Kitabul I’tikaf / bab I’tikaf Fiel Ashril awakhir ( 2027 )

Download :